Mungkin kita sudah menemukan bagaimana cara untuk memulai langkah awal, tetapi mengapa saat itu juga kita pun berfikir,
“ah apa saya bisa mengerjakannya? Apakah
nanti jam tidur saya akan berkurang? Ataukah jam main saya akan tersita oleh
pekerjaan ini?” Sehingga hal ini sering muncul ketika kita sudah memiliki
keinginan yang mantap untuk memulai. Namun dalam waktu yang bersamaan,
fikiran-fikiran aneh pun bermunculan di otak yang membuat kita ragu dan
menunda-nunda untuk take action.
Kita mengkhwatirkan segala
sesuatu yang mungkin muncul, sehingga logika-logika pun ikut membenarkan.
Padahal ini semua hanya ada di fikiran kita, dan faktanya apa yang kita
khawatirkan sebenarnya belumlah terjadi dan tidak akan pernah muncul. Yang pasti
bila kita tidak mencobanya, maka kita tidak akan pernah tahu hasilnya seperti
apa, bahkan kemampuan kita sejauh apa. Sehingga inilah yang seharusnya kita takutkan
bila tidak pernah mencoba sekalipun.
Kebanyakan dari kita memutuskan
bahwa kita telah gagal bahkan sampai meragukan kemampuan sendiri. Padahal hal tersebut
belumlah dicoba sekalipun. Hanya saja kita merasa hal tersebut sangatlah rumit.
Yang akhirnya muncullah ketakutan-ketakutan yang tak beralasan dan membuat rasa
penasaran serta harapan pupus ditengah jalan. Kita sering khawatir dan
takut pada sesuatu yang belum pasti, namun tidak pernah takut pada sesuatu yang
sudah pasti.
Misalkan ada suatu event besar seperti
diskusi panel, dan tamunya adalah orang-orang penting yang memiliki peranan
dalam hal tersebut. Namun saat itu kita hanya sebagai penonton, yang kemudian
merasa bingung apa yang telah disampaikan oleh para panelis. Akhirnya kita pun menyiapkan
sebuah pertanyaan yang menurut kita penting. Dan ketika keynote speaker memberikan
kesempatan untuk bertanya, kita melihat sekeliling kiri dan kanan sudah banyak
yang mengacungkan tangannya, dan mulailah keragu-raguan datang dalam dirikita, akibatnya
mengangkat tangan saja kita gak berani.
Padahal kita belum mencoba sama
sekalipun. Hanya saja rasa ketakutan telah mengalahkan rasa bingung dan
penasaran kita. Namun setelah acara kelar, barulah kita merasa mengapa hal
tersebut tidak ditanyakan, sehingga penasaran itu bukannya berhenti malah ia
semakin menjadi-jadi. Padahal Kalolah tadi kita mengangkat tangan, sedangkan keynote
speaker mempersilahkan orang yang lain, bisa jadi ada kepuasan tersendiri bagi
kita karena memiliki pertanyaan dibandingkan orang-orang yang hanya diam, dan menjadi
pendengar budiman. sehingga ketika take action ada dua kemungkinan yang akan
mungkin terjadi, bisa gagal namun tidak sedikit yang berhasil. Tapi alangkah
sayangnya bila kita hanya diam dan menjadi pendengar budiman
Ketika kita ragu bertanya, maka jantung
pun akan terus berdegup sampai akhir acara, tapi beda ceritanya bila langsung diutarakan,
maka jantung akan menjadi tenang. Apalagi yang menjawabnya adalah orang hebat dan
mengagumi pertanyaan kita, waah bukan main rasanya. Orang-orang yang duduk
disekeliling akan merasa kagum dan bangga melihat kita. Bahkan setelah acara
selesai, tidak sedikit pasang mata mengarahkannya ke wajah kita. Hehe
pengalaman!!
Kasus seperti ini juga bisa
terjadi pada banyak hal lainnya. Misalkan ada sebuah tawaran MC pada suatu
acara dan kita pun ditunjuk untuk ambil bagian, namun disaat bersamaan otak kita
berfikir, “ah apa saya bisa? Saya kan belum
pernah!, saya grogi kalo sudah di depan panggung! Apalagi tamunya orang-orang
yang belum pernah saya kenal!” Sehingga fikiran-fikiran seperti ini membuat
kita ragu dan mempersilahkan orang lain duluan. Akhirnya Kesempatan yang luar
biasa ini pun diambil oleh orang yang lebih yakin daripada kita.
Sayangnya ketakutan seperti
grogi, ditertawakan, takut dan gugup semuanya adalah hal yang belum terjadi. Namun
Kita terlalu mengkhawatirkan segala sesuatu yang belum pasti, hanya saja kita
sudah yakin untuk menyerah. Padahal yang harus kita khawatirkan adalah kita
tidak nampil di depan, dan tidak didengarkan, bahkan masyarakat tidak mengenal
siapa kita.
Ketika kesempatan tersebut diambil
bisa jadi kita akan gugup, grogi, dan tidak didengar. Namun setidaknya kita
telah berani tampil, kalopun salah toh masih ada kesempatan untuk belajar. Dan bila
kita tidak mengambilnya, maka kita pun tidak akan tahu sejauh apa kemampuan dirikita.
Bahkan Kita tidak pernah belajar mengasahnya. Akhirnya kemampuan tersebut
tidak akan mengalami perkembangan dan itu-itu saja, bahkan terus terpendam.
Sebenarnya ketakutan yang ada
dalam diri kita. Hanya sebatas pandangan bagaimana kita menghadapi sesuatu. Misalkan
saya menonton video horor/setan berlayar lebar seperti layar bisokop. Maka bisa
jadi kita akan takut dan tidak berani nonton sendirian. Namun kalo seandainya,
video tersebut kita kecilkan sebesar layar handphone, mungkin ketika anda menonton
bisa jadi anda tertawa lucu, karena hal tersebut sangat kecil dan tidak ada
apa-apanya. Sehingga permasalahan yang sering kita hadapi adalah ketika kita
terlalu memikirkan dan mengkhawatirkan hal tersebut sangat besar, sedangkan
kita merasa kecil dan tidak ada apa-apanya. Tapi kalo kita berfikir hal
tersebut kecil, InsyaAllah hal tersebut menjadi ringan dan mudah aja tuh. Heheh.
Ketika saya menuliskan hal ini,
saya pun sebenarnya takut, karena saya sendiri masih belajar bagaimana cara membuang
rasa takut tersebut. Dan lagi-lagi untuk menjadi seorang yang expert maka kita
membutuhkan waktu selama 10.000 jam, oleh karena itu saya pun masih perlu
banyak belajar. Sehingga mau tidak mau saya harus menuliskan hal tersebut,
sebagai cara saya untuk membuang rasa takut itu. hehe
Jadi kesimpulannya adalah :
1. Penyakit kita ketika memulai suatu tindakan adalah disaat
kita merasakan malas yang lebih besar daripada memikirkan perkembangan dirikita
2. Penyakit kita ketika memiliki impian dan keinginan adalah disaat kita terus menunda-nunda mengambil tindakan
3. Penyakit kita ketika ada kesempatan adalah disaat kita tidak mau mengambilnya, dan membiarkan orang lain duluan
4. Penyakit kita ketika memulai tindakan adalah disaat ketakutan jauh lebih besar dibanding keyakinan kita untuk berkembang
2. Penyakit kita ketika memiliki impian dan keinginan adalah disaat kita terus menunda-nunda mengambil tindakan
3. Penyakit kita ketika ada kesempatan adalah disaat kita tidak mau mengambilnya, dan membiarkan orang lain duluan
4. Penyakit kita ketika memulai tindakan adalah disaat ketakutan jauh lebih besar dibanding keyakinan kita untuk berkembang
Sehingga saya pun yakin teman-teman dapat menjawab bagaimana
cara mengatasinya. Iya Benar! “Take Action”.. “The Show Must Go On”..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar