Dunia memang tidak pernah adil
kawan! Karena ia selalu berpihak kepada orang yang istimewa dan tidak
pernah berpihak kepada yang biasa saja. Bila ada orang cerdas maka ia akan
terus bertambah cerdas, yang kaya akan terus bertambah kaya, yang terkenal
akan semakin terkenal, lalu bagaimana bagi orang-orang yang biasa-biasa saja,
yang tidak cerdas dan miskin pula?
Ketika saya menuliskan kriteria seperti diatas, bisa jadi saya belum termasuk ciri tersebut bahkan masih jauh sama sekali, namun bukan berarti saya berhenti bertindak dan terus menunggu hasil. Karena sesunguhnya manusia adalah makhluk bergerak. Dan lagi-lagi dunia memang tidak adil kawan! kita memang dituntut untuk menjadi yang terbaik, terhadap potensi apa yang kita miliki. Maka Kalo tidak, dunia tidak akan merasa bahwa kita pernah ada di kehidupan ini.
Karena kehidupan memang dicirikan dengan
adanya pergerakan dan perubahan. Ibarat seperti air, maka ia akan menjadi keruh
apabila tidak mengalir dan tidak mau berbagi apa yang ia miliki. akibatnya ia
akan berlumut dan berbau busuk. Namun berbeda dengan air yang terus
mengalir dan ikhlas memberikan apa yang ia miliki dalam kehidupan ini. Sehingga
ia akan menjadi sumber kehidupan, dan selalu bersih, karena selalu segar dan selalu bergerak. Begitu juga dengan jam yang tak
bergerak, maka ia akan masuk kedalam tong sampah dan banyak lagi contoh
lainnya.
Sehingga yang harus saya lakukan saat
ini adalah take action. Yaitu dengan berusaha mengeluarkan seluruh potensi yang
saya punya untuk terus belajar dan terus memperbaiki diri. Ketika saya punya ide
untuk menulis, maka saat itu saya tidak boleh menunda-nunda,
saya harus segera membuka laptop dan mulai memainkan jari-jemari saya di papan
keyboard mungil ini. Karena ketika saya merasa “Ah besok saja”, maka bisa jadi keesokan
harinya ide tersebut bisa hilang dan tidak menjadi seru lagi. Oleh karena itu
permasalahan yang sering saya hadapi ketika memiliki semangat dan
ide, kita malah merespon dengan menundanya, sehingga bila tiba waktunya semangat itu pun telah pudar, sehingga ketidakyakinan terhadap
kemampuan kita akan semakin tebal bahwa kita tidak bisa.
Padahal lagi-lagi bukannya kita
tidak punya ide ataupun konsep yang baik, namun karena kita lah yang terus
menunda-nunda untuk action. Ketika saya mencoba menulis, sayapun harus memulai
dengan membaca, sehingga ketika saya mencoba untuk menciptakan habits baru
yaitu menulis. Maka secara tidak langsung, saya harus menambah habits baru saya
yaitu membaca, tujuannya untuk memperbaiki dan menambah kosa kata. Sehingga
ketika ide tersebut muncul, maka saya langsung berbagi dan mengeluarkannya,
supaya tidak seperti kasus air yang saya ceritakan diatas. Coba bayangin
kalolah kita tidak mau berbagi ilmu, tidak mau menciptakan hal-hal yang baru,
lalu seperti apakah otak kita? Mungkin bisa jadi berlumut juga kali ya? Ups
bercanda! Hehe
Bagi seorang pengemban dakwah,
mahasiswa, dan pekerja, maka action merupakan hal yang sangat penting. Karena
ini merupakan kesempatannya untuk manaiki tahap dan tangga berikutnya. Kita memang
harus terus bergerak, agar kemampuan yang sudah kita miliki bisa dievaluasi.
Lantas kalolah kita berdiam diri dan tidak mau bergerak serta menunggu hasil.
Lagi-lagi dunia tidak adil kawan! Yang cerdas akan semakin cerdas, yang
terkenal akan semakin terkenal. Sehingga kalo tidak maka kita akan tertinggal,
dan digantikan oleh orang-orang yang memiliki potensi yang lebih baik daripada kita.
Seseorang yang terus menambah jam
terbangnya, justru akan selalu mendapatkan peluang yang lebih banyak dan terus
dipercaya oleh banyak orang. Karena secara logika, seseorang yang terus
menambah jam terbangnya, justru akan lebih banyak memilki referensi dan
koneksi. Sehingga yang jam terbangnya lebih banyak akan terus semakin dipercaya begitu juga sebaliknya yang terus menunggu hasil dan tak punya jam terbang akan kandas
di rerumputan. Ups!!
Sehingga terpaksa ataupun suka
rela, Habits akan terbentuk dalam diri kita. Yang pasti bila kita menginginkan suatu
habits baru, mau tidak mau awalnya agak terpaksa, namun setelah diulang terus
menerus akhirnya menjadi ikhlas dan tak perlu dikontrol lagi. Sama seperti awal kita
melaksanakan sholat, mungkin ketika ibu atau ayah menyuruh kita sholat, maka saat
itu mungkin terasa malas dan gak ikhlas, tetapi setelah kita terus menerus maka
akhirnya kita menjadi ikhlas dan bergerak secara otomatis, kita akan merasa
tidak nyaman jika belum melaksanakan sholat. Jadi semua habits yang
kita miliki saat ini yaitu awalnya terbentuk karena terpaksa setelah itu baru
jadi ikhlas. Saya pun ketika berniat untuk menulis awalnya berat sekali menemukan
ide-ide untuk ditulis, namun mau gak mau saya terus memaksa dan take action.
Tapi Akhirnya masih belum juga, namun uda lumayan koq, ketika menulis ide pun mulai
mengalir bak air yang sangat deras. Hehehe. Doain ya!
Sebagai contoh Ketika awal saya
ingin memiliki habits untuk menulis, maka saya sering menuliskan di ujung
artikel saya, “nantikan ya teman-teman tulisan saya berikutnya, InsyaAllah
besok akan saya posting jam sekian, tentang bla-bla”. Padahal saya sendiri
belum punya ide untuk memulai awal paragrafnya. Saya hanya membuat janji kepada
teman-teman pembaca agar saya akhirnya terpaksa untuk harus menulis, hehehe.
Oleh karena itu saya mencoba untuk
take action, mengerahkan segala potensi yang saya miliki. Tujuannya
untuk menciptakan habits baru dalam diri saya. apalagi habits ini bisa
memberikan manfaat kepada teman-teman yang lain. Yang akhirnya kita sama-sama
termasuk orang-orang yang istimewa dan kemudian dunia pun mengenal siapa kita. Memang diatas saya terus mengulang-ngulang habits yang sedang saya ciptakan. Tujuannya
bukan pamer atau sebaliknya. Saya hanya meminta bantuan ke teman—teman untuk
mengingatkan saya agar terus menjalankan latihan.
Sehingga cara yang paling
sederhana untuk mengingatkan habits baru kita adalah dengan memberitahu
teman-teman yang ada di sekeliling kita. Sampai yang paling ekstrim dengan
mengumumkan habits kita pada publik dan memberikan sanksi bila kita
melanggarnya. Hehe. oleh karena itu saya yakin teman-teman memiliki habits dan
kemampuan istimewa masing-masing, jadi yang perlu kita lakukan adalah
melatihnya dan mengulanginya terus menerus. Sehingga InsyaAllah suatu saat
nanti kita menjadi orang-orang yang istimewa, dan akhirnya dunia pun mengenal
kita. Amieen Ya Rabbal ‘Alamin.
1 komentar:
lets move on :)
follback yay!!
masih newbie kami di dunia per-blog-an :D
thx
Posting Komentar