Rabu, 21 Maret 2012

Move..Move..Move

Dunia memang tidak pernah adil kawan! Karena ia selalu berpihak kepada orang yang istimewa dan tidak pernah berpihak kepada yang biasa saja. Bila ada orang cerdas maka ia akan terus bertambah cerdas, yang kaya akan terus bertambah kaya, yang terkenal akan semakin terkenal, lalu bagaimana bagi orang-orang yang biasa-biasa saja, yang tidak cerdas dan miskin pula?

Ketika saya menuliskan kriteria seperti diatas, bisa jadi saya belum termasuk ciri tersebut bahkan masih jauh sama sekali, namun bukan berarti saya berhenti bertindak dan terus menunggu hasil. Karena sesunguhnya manusia adalah makhluk bergerak. Dan lagi-lagi dunia memang tidak adil kawan! kita memang dituntut untuk menjadi yang terbaik, terhadap potensi apa yang kita miliki. Maka Kalo tidak, dunia tidak akan merasa bahwa kita pernah ada di kehidupan ini. 

Karena kehidupan memang dicirikan dengan adanya pergerakan dan perubahan. Ibarat seperti air, maka ia akan menjadi keruh apabila tidak mengalir dan tidak mau berbagi apa yang ia miliki. akibatnya ia akan berlumut dan berbau busuk. Namun berbeda dengan air yang terus mengalir dan ikhlas memberikan apa yang ia miliki dalam kehidupan ini. Sehingga ia akan menjadi sumber kehidupan, dan selalu bersih, karena selalu segar dan selalu bergerak. Begitu juga dengan jam yang tak bergerak, maka ia akan masuk kedalam tong sampah dan banyak lagi contoh lainnya.

Sehingga yang harus saya lakukan saat ini adalah take action. Yaitu dengan berusaha mengeluarkan seluruh potensi yang saya punya untuk terus belajar dan terus memperbaiki diri. Ketika saya punya ide untuk menulis, maka saat itu saya tidak boleh menunda-nunda, saya harus segera membuka laptop dan mulai memainkan jari-jemari saya di papan keyboard mungil ini. Karena ketika saya merasa “Ah besok saja”, maka bisa jadi keesokan harinya ide tersebut bisa hilang dan tidak menjadi seru lagi. Oleh karena itu permasalahan yang sering saya hadapi ketika memiliki semangat dan ide, kita malah merespon dengan menundanya, sehingga bila tiba waktunya semangat itu pun telah pudar, sehingga ketidakyakinan terhadap kemampuan kita akan semakin tebal bahwa kita tidak bisa. 

Padahal lagi-lagi bukannya kita tidak punya ide ataupun konsep yang baik, namun karena kita lah yang terus menunda-nunda untuk action. Ketika saya mencoba menulis, sayapun harus memulai dengan membaca, sehingga ketika saya mencoba untuk menciptakan habits baru yaitu menulis. Maka secara tidak langsung, saya harus menambah habits baru saya yaitu membaca, tujuannya untuk memperbaiki dan menambah kosa kata. Sehingga ketika ide tersebut muncul, maka saya langsung berbagi dan mengeluarkannya, supaya tidak seperti kasus air yang saya ceritakan diatas. Coba bayangin kalolah kita tidak mau berbagi ilmu, tidak mau menciptakan hal-hal yang baru, lalu seperti apakah otak kita? Mungkin bisa jadi berlumut juga kali ya? Ups bercanda! Hehe

Bagi seorang pengemban dakwah, mahasiswa, dan pekerja, maka action merupakan hal yang sangat penting. Karena ini merupakan kesempatannya untuk manaiki tahap dan tangga berikutnya. Kita memang harus terus bergerak, agar kemampuan yang sudah kita miliki bisa dievaluasi. Lantas kalolah kita berdiam diri dan tidak mau bergerak serta menunggu hasil. Lagi-lagi dunia tidak adil kawan! Yang cerdas akan semakin cerdas, yang terkenal akan semakin terkenal. Sehingga kalo tidak maka kita akan tertinggal, dan digantikan oleh orang-orang yang memiliki potensi yang lebih baik daripada kita. 

Seseorang yang terus menambah jam terbangnya, justru akan selalu mendapatkan peluang yang lebih banyak dan terus dipercaya oleh banyak orang. Karena secara logika, seseorang yang terus menambah jam terbangnya, justru akan lebih banyak memilki referensi dan koneksi. Sehingga yang jam terbangnya lebih banyak akan terus semakin dipercaya begitu juga sebaliknya yang terus menunggu hasil dan tak punya jam terbang akan kandas di rerumputan. Ups!!

Sehingga terpaksa ataupun suka rela, Habits akan terbentuk dalam diri kita. Yang pasti bila kita menginginkan suatu habits baru, mau tidak mau awalnya agak terpaksa, namun setelah diulang terus menerus akhirnya menjadi ikhlas dan tak perlu dikontrol lagi. Sama seperti awal kita melaksanakan sholat, mungkin ketika ibu atau ayah menyuruh kita sholat, maka saat itu mungkin terasa malas dan gak ikhlas, tetapi setelah kita terus menerus maka akhirnya kita menjadi ikhlas dan bergerak secara otomatis, kita akan merasa tidak nyaman jika belum melaksanakan sholat. Jadi semua habits yang kita miliki saat ini yaitu awalnya terbentuk karena terpaksa setelah itu baru jadi ikhlas. Saya pun ketika berniat untuk menulis awalnya berat sekali menemukan ide-ide untuk ditulis, namun mau gak mau saya terus memaksa dan take action. Tapi Akhirnya masih belum juga, namun uda lumayan koq, ketika menulis ide pun mulai mengalir bak air yang sangat deras. Hehehe. Doain ya!

Sebagai contoh Ketika awal saya ingin memiliki habits untuk menulis, maka saya sering menuliskan di ujung artikel saya, “nantikan ya teman-teman tulisan saya berikutnya, InsyaAllah besok akan saya posting jam sekian, tentang bla-bla”. Padahal saya sendiri belum punya ide untuk memulai awal paragrafnya. Saya hanya membuat janji kepada teman-teman pembaca agar saya akhirnya terpaksa untuk harus menulis, hehehe.  

Oleh karena itu saya mencoba untuk take action, mengerahkan segala potensi yang saya miliki. Tujuannya untuk menciptakan habits baru dalam diri saya. apalagi habits ini bisa memberikan manfaat kepada teman-teman yang lain. Yang akhirnya kita sama-sama termasuk orang-orang yang istimewa dan kemudian dunia pun mengenal siapa kita. Memang diatas saya terus mengulang-ngulang habits yang sedang saya ciptakan. Tujuannya bukan pamer atau sebaliknya. Saya hanya meminta bantuan ke teman—teman untuk mengingatkan saya agar terus menjalankan latihan. 

Sehingga cara yang paling sederhana untuk mengingatkan habits baru kita adalah dengan memberitahu teman-teman yang ada di sekeliling kita. Sampai yang paling ekstrim dengan mengumumkan habits kita pada publik dan memberikan sanksi bila kita melanggarnya. Hehe. oleh karena itu saya yakin teman-teman memiliki habits dan kemampuan istimewa masing-masing, jadi yang perlu kita lakukan adalah melatihnya dan mengulanginya terus menerus. Sehingga InsyaAllah suatu saat nanti kita menjadi orang-orang yang istimewa, dan akhirnya dunia pun mengenal kita. Amieen Ya Rabbal ‘Alamin.


1 komentar:

pelita hayati mengatakan...

lets move on :)

follback yay!!

masih newbie kami di dunia per-blog-an :D

thx