Hujan turun di ibukota, mengabarkan kepada seluruh jiwa akan panasnya kehidupan di dunia. Awan yang seakan tak mampu lagi menanggung beban derita harus menangis, karena banyak manusia tak berdosa telah kehilangan nyawa. Burung – burung yang berkicauan setiap pagi tak semerdu dulu kini telah membisu. Mereka yang kehilangan arah dan tujuan tak mampu lagi mencari tempat perlindungan di negeri ini. Negeri yang pemimpinnya hidup mewah, tapi rakyatnya makan dari mengais sampah. Para Pemimpin yang masih bisa tidur nyenyak walau diluar sana kelaparan telah berteriak.
Kemana
lagi harus mencari tempat aman? sedangkan kedinginan dan kelaparan sudah
menjadi selimut kehidupan. Kemana lagi harus mengadu? Sedangkan telinga dan
mata mereka telah tuli dan tertutupi oleh tembok-tembok tebal nan tinggi.
Di
negeri ini orang baik dianggap salah. Teguh dan konsisten hanya menambah resah
bagi mereka yg tidur di balik tembok nan gagah. Takut mereka nantinya berkicau
layaknya burung mencari rezeki di pagi hari. Tapi ini tidak akan membuat orang baik tersebut
patah semangat dan berhenti berjuang. Namun semangat mereka akan terus membara
di dada walau usia tinggal nama. Karena mereka akan terus diganti sama yang
baru dan segar serta semangat tak pernah pudar.
Manakah
hari ini yang namanya nasionalisme? Manakah partai yang hari ini memperjuangkan
nasionalisme? Ataukah ini hanya semboyan ketika 17 Agustus saja? Ataukah hanya
ada ketika pertandingan bola dan ganyang Malaysia. Teringat lagu jaman kecil
dulu. “bangun pagi ku langsung mandi, tidak lupa gosok gigi, habis mandi ku
tlong ibu membersihkan tempat tidurku”
Katanya
nasionalisme, tapi mulai sikat gigi saja pake pepsodent dan close up milik
unilever. Katanya nasionalisme ketika mandi, pake sabun merek lux, lifeboy yang
jelas-jelas milik unilever Inggris. Rambut pun di keremas dengan sunsilk,
Rejoice atau pantene. Habis mandi membilas diri, semoga handuknya made in
sendiri, tapi kalolah handuk palmer, maka untuk urusan mandi kita tergantung
dari luar negeri (asing). Jangan-jangan kloset dan showernya juga dari luar?
Baik
lah, kita lupakan saja!. sambil bersiul kita memakai pakaian dalam. Duh jangan
–jangan Jordan atau mungkin Hanes. Lanjut kita pakai kemeja, jelas keren kalo
pake Hugo Boss. Tak lupa biar wangi diberi sedikit semprotan Aigner, Polo atau
Versache, kayaknya lebih keren. Tapi ini pun merek dari luar. Takut tidak
ketinggalan biar ontime dan tepat waktu, maka jam tangan tidak boleh
ketinggalan, itu pun merek Philip, Rolex atau omega.
Penampilan
sudak ok! Lanjut breakfast. Kalopun breakfastnya dengan sereal dan bubur kacang
hijau masih bolehlah. Tapi jika roti, jangan-jangan Sari Roti atau Sara lee,
itu juga milik asing. Tidak lupa penghangat badan, yogurt pun tidak
ketinggalan, tapi sayang itu juga milik Malaysia.
Saat
ke kantor semoga masih naek Kijang atau Panther yang rakitan lokal, tapi tetap
saja produsennya bukanlah perusahaan lokal. Ketika duduk di kursi,
jangan-jangan juga dari luar. Sambil duduk mengerjakan tugas karena menumpuk.
Duduk sambil menatap layar laptop. Maka sudah dipastikan jelas bisa Lenovo,
Toshiba, IBM, atau Apple.
Perut
sudah keroncongan, tandanya waktu makan siang! Berharap pecel ayam atau nasi
padang, tapi karena takut ketinggalan kurang pergaulan, kaki melangkah ke KFC,
AW atau MacD.
Ternyata
sadar atau tidak sadar dari bangun hingga mau tidur, kita telah menggunakan
produk asing sebesar 90 %. Lantas apakah ini yang namanya nasionalisme? sehingga
negera ini hanya bisa menjadi pengekspor tenaga kerja dan sekaligus negara
konsumerisme? Maka Sudah saatnya kita merenung, karena naisonalisme hanyalah
bersifat semu yang tidak akan pernah mengikat setiap individu. Tapi kalolah
Syariah diterapkan, walaupun warna kulit kita berbeda, bahasa kita beda, tapi
aqidah lah yang akan mempersatukan kita. Karena kesamaan tujuanlah yang akan
mempersatukan kita. Namun Syariah tidak akan pernah sempurna tanpa daulah. Oleh
karena itu semoga kita terus berdo’a, bahwa Allah akan mempercepat tegaknya
Khilafah. InsyaAllah permasalahan dan peliknya kehidupan akan terpecahkan oleh Islam.
Karena ini adalah janji Allah! Amien Ya Robbal ‘Alamin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar