Senin, 28 Mei 2012

Memaafkan = Masa lalu


Pastinya hampir semua yang bernyawa memiliki masa lalu, baik itu indah maupun kelam. Tapi mengapa energi kita lebih banyak terkuras disaat pikiran dipenuhi oleh masa kelam dibandingkan masa indah. Padahal hal tersebut tidak akan pernah terulang dan terjadi lagi, semua sudah jauuh sekali. Tapi mengapa kita masih sulit tidur di malam hari, bahkan membayangkannya saja dada berdegup dengan kencang? Lantas apa yang membuat masa kelam terlalu menghambat kita untuk menyingsing masa depan? Apakah yang harus kita lakukan untuk menghapus jejak-jejak di pikiran ini?

Memang masa lalu itu terkadang indah dan juga menyakitkan. Tapi justru yang menyakitkan itu lebih dikenang dan diingat daripada kenangan yang indah. Padahal melepaskan masa lalu adalah hal sangat penting, karena masih ada kehidupan yang mesti kita jalani.

Dalam hidup, ada banyak sekali masa lalu yang masih terus kita bawa hingga masa sekarang. Kejadian itu sudah lama sekali, bahkan tanggal kejadian dan dimanakah memori usang itu berada pun kita sudah tidak tahu dimana letaknya. Tetapi mengapa kita masih saja menyimpannya. Disaat perasaan dendam itu datang secara tiba-tiba menghiasi pikiran, kita pun akhirnya sulit tidur di malam hari. Bagaikan tamu tak diundang, tapi perasaan dendam itu sering muncul ketika kita tidak sengaja mendengar musik tertentu, melihat orang yang mirip dengan orang yang pernah menyakiti kita, atau mungkin disaat kita mendengar namanya, mendengar suaranya atau membaca smsnya, dada pun terasa berdegup kencang, tangan terkepal, emosi seakan naik tidak terkendali. Kesaaaal sekali!!!

Namun persoalannya, mau sampai kapan kita memutar memori usang itu? Mau sampai kapan kita terus seperti ini? Padahal masa lalu telah berlalu, kita tidak mungkin kembali pada saat itu. Yang pasti raga kita disini, masa kini, tetapi seringnya pikiran kita bermain-main di masa lalu. Padahal pikiran juga bisa kita ajak main-main berimajinasi berfikir kreatif melihat kedepan. Itulah hebatnya pikiran walaupun raga pada satu tempat, tapi tidak begitu bagi pikiran, ia bisa berada di beberapa tempat. Misalkan saja anda menonton tv, mungkin mata anda melihat layar tersebut, tapi disaat bersamaan pikiran anda bisa ke kantor, bisa ke mall, atau bisa ke pasar. Hebat bukan!! Nah ternyata pikiran pun sebenarnya perlu manajemen.

Yang pasti seberapa maksimal kita mengubah masa lalu yang kelam itu menjadi indah, kita tidak akan pernah bisa melakukannya. Karena masa lalu itu sudah berlalu, tidak akan terulang dan kembali lagi. Hanya saja bagaimana kita memafkan masa lalu tersebut agar kita dapat melangkahkan kaki kita menatap masa depan. Memafkan sangat diperlukan, karena hanya dengan memafkan kita dapat menutup masa lalu yang kelam dan menyongsong masa kini yang begitu indah. Orang yang tidak dapat memaafkan pastilah ia tidak dapat menikmati masa kini dan menyongsong masa depan. Ini dapat dianalogikan sebagai seorang yang berjalan ke depan tapi membawa batu-batu yang sangat berat di dalam ransel di bahunya. Tentunya ini sangat sulit bagi orang yang ingin berjalan dengan ringan. Maka memafkan bagaikan membuang batu-batu yang berat tersebut sehingga kita mudah berjalan dengan ringan.

Lebih jauh lagi, disaat ketidakmauan kita untuk memaafkan orang lain berarti kita memberikan tempat bagi orang tersebut untuk mengontrol emosi kita. Tanpa kita sadari, dia tidur nyenyak kita insomnia, dia gemuk kita kurus tinggal tulang. Pikiran kita habis memikirkan sesuatu yang sama sekali tidak memikirkan kita. Akhirnya hal tersebut menjadi beban bagi kita. Disaat mengingat kejadian yang menyakitkan, sebenarnya kita telah memberikan remote kita kpada orang tersebut. dengan demikian kita bukan lagi tuan bagi diri kita, kita tidak dapat lagi mengatur emosi kita sendiri. How stupid we are!! Kita telah menyita waktu untuk orang yang sudah tidak lagi berguna bagi kita. Allah itu maha baik, Ia hanya melepaskan satu orang buat kita, karena Ia akan menggantikan orang yang lebih baik daripada itu. So, ringan kan. Masih banyak orang yang membutuhkan kita. Jangan sampai energi kita terkuras hanya orang itu-itu saja. oleh karena itu memaafkan adalah kunci dari segalanya.

Memaafkan adalah jembatan yang harus diseberangi oleh orang yang kuat dan rendah hati. karena hanya orang yang kuat dan rendah hatilah yang mampu menyeberanginya melewatinya. Semoga kita termasuk orang yang mampu memaafkan dan meminta maaf, sehingga kita menjadi orang yang ringan dan selalu positif melangkah ke depan. Apalah yang di cari di dunia ini kecuali kebahagiaan? Kalolah kita terus dihantui rasa salah dan kegalauan, bagaimana kita akan melihat cahaya terang yang ada di depan. Tapi InsyaAllah selagi kita mau dan berusaha terus menjadi memperbaiki diri pasti bisa. Yang penting hati dan pikiran menjadi tenang. Karena tidak ada yang abadi di dunia ini, kesedihan juga tak abadi, karena kebahagiaan akan segera datang, dan kebahagiaan pun tidak abadi, karena duka juga kadang datang. Jadi semoga kita menjadi hamba Allah yang kuat dan taat. Amien Ya Robbal ‘Alamin.

Jadi, sudah siapkah kita meninggalkan masa lalu???

Tidak ada komentar: