Pastinya
hampir semua yang bernyawa memiliki masa lalu, baik itu indah maupun kelam. Tapi
mengapa energi kita lebih banyak terkuras disaat pikiran dipenuhi oleh masa
kelam dibandingkan masa indah. Padahal hal
tersebut tidak akan pernah terulang dan terjadi lagi, semua sudah jauuh sekali.
Tapi mengapa kita masih sulit tidur di malam hari, bahkan membayangkannya saja dada berdegup dengan kencang? Lantas apa yang membuat
masa kelam terlalu menghambat kita untuk menyingsing masa depan? Apakah yang
harus kita lakukan untuk menghapus jejak-jejak di pikiran ini?
Memang
masa lalu itu terkadang indah dan juga menyakitkan. Tapi justru yang
menyakitkan itu lebih dikenang dan diingat daripada kenangan yang indah. Padahal
melepaskan masa lalu adalah hal sangat penting, karena masih ada kehidupan yang
mesti kita jalani.
Dalam
hidup, ada banyak sekali masa lalu yang masih terus kita bawa hingga masa
sekarang. Kejadian itu sudah lama sekali, bahkan tanggal kejadian dan dimanakah
memori usang itu berada pun kita sudah tidak tahu dimana letaknya. Tetapi mengapa
kita masih saja menyimpannya. Disaat perasaan dendam itu datang secara
tiba-tiba menghiasi pikiran, kita pun akhirnya sulit tidur di malam hari. Bagaikan
tamu tak diundang, tapi perasaan dendam itu sering muncul ketika kita tidak
sengaja mendengar musik tertentu, melihat orang yang mirip dengan orang yang
pernah menyakiti kita, atau mungkin disaat kita mendengar namanya, mendengar
suaranya atau membaca smsnya, dada pun terasa berdegup kencang, tangan
terkepal, emosi seakan naik tidak terkendali. Kesaaaal sekali!!!
Namun
persoalannya, mau sampai kapan kita memutar memori usang itu? Mau sampai kapan
kita terus seperti ini? Padahal masa lalu telah berlalu, kita tidak mungkin
kembali pada saat itu. Yang pasti raga kita disini, masa kini, tetapi seringnya
pikiran kita bermain-main di masa lalu. Padahal pikiran juga bisa kita ajak
main-main berimajinasi berfikir kreatif melihat kedepan. Itulah hebatnya
pikiran walaupun raga pada satu tempat, tapi tidak begitu bagi pikiran, ia bisa
berada di beberapa tempat. Misalkan saja anda menonton tv, mungkin mata anda
melihat layar tersebut, tapi disaat bersamaan pikiran anda bisa ke kantor, bisa
ke mall, atau bisa ke pasar. Hebat bukan!! Nah ternyata pikiran pun sebenarnya
perlu manajemen.
Yang
pasti seberapa maksimal kita mengubah masa lalu yang kelam itu menjadi indah, kita
tidak akan pernah bisa melakukannya. Karena masa lalu itu sudah berlalu, tidak
akan terulang dan kembali lagi. Hanya saja bagaimana kita memafkan masa lalu
tersebut agar kita dapat melangkahkan kaki kita menatap masa depan. Memafkan sangat
diperlukan, karena hanya dengan memafkan kita dapat menutup masa lalu yang kelam
dan menyongsong masa kini yang begitu indah. Orang yang tidak dapat memaafkan
pastilah ia tidak dapat menikmati masa kini dan menyongsong masa depan. Ini dapat
dianalogikan sebagai seorang yang berjalan ke depan tapi membawa batu-batu yang
sangat berat di dalam ransel di bahunya. Tentunya ini sangat sulit bagi orang
yang ingin berjalan dengan ringan. Maka memafkan bagaikan membuang batu-batu
yang berat tersebut sehingga kita mudah berjalan dengan ringan.
Lebih
jauh lagi, disaat ketidakmauan kita untuk memaafkan orang lain berarti kita
memberikan tempat bagi orang tersebut untuk mengontrol emosi kita. Tanpa kita
sadari, dia tidur nyenyak kita insomnia, dia gemuk kita kurus tinggal tulang. Pikiran
kita habis memikirkan sesuatu yang sama sekali tidak memikirkan kita. Akhirnya
hal tersebut menjadi beban bagi kita. Disaat mengingat kejadian yang
menyakitkan, sebenarnya kita telah memberikan remote kita kpada orang tersebut.
dengan demikian kita bukan lagi tuan bagi diri kita, kita tidak dapat lagi
mengatur emosi kita sendiri. How stupid we are!! Kita telah menyita waktu untuk
orang yang sudah tidak lagi berguna bagi kita. Allah itu maha baik, Ia hanya
melepaskan satu orang buat kita, karena Ia akan menggantikan orang yang lebih
baik daripada itu. So, ringan kan. Masih banyak orang yang membutuhkan kita. Jangan
sampai energi kita terkuras hanya orang itu-itu saja. oleh karena itu memaafkan
adalah kunci dari segalanya.
Memaafkan
adalah jembatan yang harus diseberangi oleh orang yang kuat dan rendah hati.
karena hanya orang yang kuat dan rendah hatilah yang mampu menyeberanginya
melewatinya. Semoga kita termasuk orang yang mampu memaafkan dan meminta maaf,
sehingga kita menjadi orang yang ringan dan selalu positif melangkah ke depan. Apalah
yang di cari di dunia ini kecuali kebahagiaan? Kalolah kita terus dihantui rasa
salah dan kegalauan, bagaimana kita akan melihat cahaya terang yang ada di
depan. Tapi InsyaAllah selagi kita mau dan berusaha terus menjadi memperbaiki
diri pasti bisa. Yang penting hati dan pikiran menjadi tenang. Karena tidak ada
yang abadi di dunia ini, kesedihan juga tak abadi, karena kebahagiaan akan
segera datang, dan kebahagiaan pun tidak abadi, karena duka juga kadang datang.
Jadi semoga kita menjadi hamba Allah yang kuat dan taat. Amien Ya Robbal ‘Alamin.
Jadi, sudah siapkah kita meninggalkan masa lalu???
Tidak ada komentar:
Posting Komentar