Rasanya baru kemarin aku
main-main di kampung halaman, baru aja bercanda-canda dengan mamak di ruang
tamu, baru saja nonton tv bareng sama bapak, tapi ternyata aku sudah kembali ke
Jakarta. Padahal baru kemarin tidur di ranjang kesayangan, bantal, kasur,
lemari semuanya masih terbayang jelas di pelupuk mata, letaknya masih sangat
hafal diluar kepala, padahal baru aja mutar-mutar kota melihat ramainya anak
muda, baru aja menikmati indahnya pemandangan dan semilir angin di pantai, eh
kini aku harus kembali melihat kendaraan besi hilir mudik di ibukota, biasanya
pagi hari menghirup udara sejuk di pinggir
gunung, merasakan dinginnya air segar yang seakan masuk kedalam tulang, tapi
kini aku kembali merasakan udara bercampur polusi dan kerapatan rumah-rumah
penduduk, serta macet yang semakin tak dapat terobati.
Ketika ibu, abang dan kakak mengantarku ke bandara semakin membuatku terharu karena merekalah yang
benar-benar mendukung untuk merantau ke negeri orang, merekalah
yang menyemangatiku untuk menaklukkan dunia, memberikan dukungan dan harapan
bahwa aku bisa. Hingga kemudian Aku berfikir begitu ikhlasnya orang tua kita, keluarga kita, yaitu ibu yang telah melahirkan kita, menyusui, membesarkan kita, menyekolahkan
kita, tapi kita malah sekolah ke luar daerah bahkan ada yang keluar
negeri, sedangkan hanya sesekali kita melihat orang tuakita, itu pun kalo ada
waktu dan kesempatan, sehingga kita pun tidak tahu kondisinya bagaimana,
masa-masa tuanya dilalui seperti apa, sedangkan kita sibuk dengan aktivitas yang
membuat kita lupa untuk memberi kabar, meneleponnya, meng-smsnya, padahal itu
saja uda cukup baginya.
Menurutku orang tua kita lah yang
benar-benar ikhlas di dunia ini, bahwa merekalah yang telah membesarkan kita
dari kecil, namun ketika sudah besar, kita malah pergi meninggalkannya untuk
sekolah, bekerja, dan sebagainya, hingga kita tidak sempat melihatnya, menjaganya,
mendengar suaranya, bercanda gurau, bercerita, mendengarkan cerita mudanya,
pengalamannya. Ketika aku menulis tulisan ini, wajah kedua ibu dan ayah seakan
hadir di depan mata, mengatakan “semangat
ali...semangat...berjuang, mamak dan bapak mendoakanmu disana, lihatlah dunia,
janganlah pernah takut, tersenyumlah bahwa masalah yang engkau lalui akan
terasa kecil dengannya, janganlah engkau kuatir kondisi kami disini, berjuanglah nakku! Jadilah
anak yang sholeh, janganlah engkau durhaka kepada-Nya”. Inilah pesan yang
selalu mamak dan bapak sampaikan kepadaku bahkan suaranya masih sangat jelas di
telingaku. Aku pun tidak tahu seberapa banyak air mataku berlinang ketika aku
menuliskan ini, tapi akan ku tunjukkan pada dunia, bahwa aku pun bisa, aku
mampu melewati semua dengan baik, akan ku tunjukkan dan banggakan nama
kalian, bahwa dibalik kesuksesanku nanti, itulah kalian berdua.
Aku akan menuruti nasehat mu,mak..pak..
aku tahu suatu saat nanti engkau tak mampu lagi ibadah sendiri, sehingga
sudah saatnya engkau tinggal menikmati hasil yang telah engkau tanam kepadaku,
yaitu ilmu agama, aku pun berjanji akan selalu mendoakanmu, disetiap sedekahku,
pencarian ilmuku, semua aku niatkan juga untuk engkau, mamak...bapak...aku
sangat menyayangi kalian berdua. Aku juga berterima kasih kepada kalian, yang
telah mengajarkanku sholat, ikhlas, dan menuntunku ke dalam agama yang penuh
kasih sayang ini, dan InsyaAllah semua tugas kalian tidak akan pernah sia-sia
di hadapan-Nya.
Tapi inilah yang namanya
kehidupan, semua ada jalan cerita dan proses yang harus dilalui. Aku pun harus
menatap masa depan dan mengejar cita-cita, bukan berarti aku menginjak bumi sehingga
cita-citaku hanya sebatasnya, melainkan aku haruslah menggantungkan cita-cita
tersebut setinggi langit. Aku lahir dari keluarga yang sederhana, namun
memiliki cita-cita dan impian tidaklah cukup untuk menjadi sederhana, sehingga
aku harus mampu menaklukkan dunia, dan menunjukkan bahwa aku juga bisa.
Alhamdulillah tahun ini adalah
tahun kelulusanku, aku pun berharap kepada Allah semoga aku menjadi lulusan
yang terbaik dan mengharumkan kedua nama orang tuaku. Walau aku telah menjalani
pendidikan kerja sama dengan suatu BUMN, bukan berarti aku santai-santai serta nyaman
dengan kondisi saat ini, itu saja belum cukup, aku harus tetap berusaha sebaik
mungkin dan menunjukkan bahwa lulusan program kerja sama adalah mahasiswa
pilihan dan terbaik dari setiap daerah. So tahun ini, aku tinggal menjalani masa
magang/OJT serta menyelesaikan proyek akhir, oleh karena itu aku mohon bantuan
do’anya juga kepada teman-teman, semoga aku dapat melewati serta menjalani sidang
dengan baik dan lancar. Amien ya Allah.
Terima kasih ya teman-teman telah
membaca artikel ini, semoga ada manfaatnya yang bisa diambil ya. So kita tetap
semangat untuk meraih cita-cita namun
tidak lupa membahagiakan dan mendoakan kedua orang tua kita, walau sekedar
memberitahu aktivitas kita saat ini, itupun sudah cukup membahagiakannya. hehe.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar