Minggu, 05 Februari 2012

Maju Terus dan Pantang Mundur


"Muda foya-foya, tua kaya-raya, mati masuk surga"

Kalo dipikir-pikir, seru juga tuh slogan! Muda foya-foya, tua kaya raya, mati masuk surga. Tapi kalo dipikir lebih dalam lagi, kayaknya gak deh, muda saja sudah foya-foya, kapan nabungnya! Pas sudah tua, bukannya malah kaya, tapi “kere” yang ada. Ketika muda aja kerjanya foya-foya, mana sempat ingat ibadah, yang ada masuk neraka. Tapi intinya semua orang ingin sukses, semua orang ingin hidup bahagia, punya rumah mewah, mati masuk surga, yang pasti gak ada tuh orang yang ingin hidupnya melarat, apalagi tidur di kolong jembatan dan ingin masuk neraka. Semua orang pengen punya perusahaan kelas internasional, berjalan pakai jas, naek mobil rush, rumah berdinding emas, ditambah istri cantik berparas artis. Haha khayak di sineteron aja. Yang jelas semua orang pasti  punya keinginan, tapi faktanya banyak orang yang tidak sukses. So kenapa ya??

Mudah bagi seorang motivator berkata, “kalau kita percaya, kita pasti bisa”. Benar, mereka memang orang-orang yang hebat, yang mampu membakar semangat peserta seminarnya. Ada yang bilang sukses adalah hak setiap manusia, ada juga yang bilang kalau sukses itu bukan hak tapi malah kewajiban. Kayak sholat aja ya li! Yang jelas mereka mampu “masuk” ke dalam dirikita sesaat, seakan menghipnotis pesertanya, kemudian mereka mengajak kita untuk berani mengambil langkah awal, apapun itu, untuk menuju yang namanya kesuksesan. Karena tanpa langkah awal, maka tidak akan ada langkah kedua, ketiga, dan seterusnya, apalagi sampai di garis finish. 

Tapi masalahnya, “bagaimana untuk benar-benar percaya bahwa kita mampu meraihnya?” kalaulah kita memejamkan mata, dan kita percaya 1000 % saat membuka mata, didepan sudah ada mobil BMW. Mungkin bisa saja terjadi. Tapi bagaimana membuat keyakinan menjadi 1000 persen tersebut. So it’s so hard!, jikalau ada keraguan sedikit saja, pasti hilang dalam sekejap. Walaupun kebiasaan makan mie instant, Tapi gak ada yang instan dalam dunia ini, walaupun faktanya mie instant prosesnya juga rumit tuh, hehe. 

Jaman sekarang sudah banyak motivator yang hebat dan bahkan terbukti sukses sekalipun, tapi masalahnya, jumlah mereka masih kalah jauh dengan orang-orang yang ada di sekeliling kita yang mengatakan, “Ah apa kamu bisa? Masa sih? Gila lu!, kita kan belum punya pengalaman, belum punya uang, kan kita masih terlalu muda, mahasiswa menn!!!” Mereka yang kita jumpai adalah orang-orang “de-motivator”, yang selalu hadir di setiap langkah. Mereka selalu ada dimana-mana, bagaikan garam yang ada disetiap masakan. Kata-kata mereka seakan terkunci rapat di alam bawah sadar, yang kemudian “kunci” tersebut kita telan, dan tidak bisa diambil kembali. Hehe kebanyakan nonton film kartun nih! Akhirnya kata-kata mereka lah yang sering membuat kita lesu dan tidak bersemangat. Lantas kita berfikir ulang, apakah kita benar-benar bisa memperolehnya? Ataukah mimpinya terlalu ketinggian? Terkadang inilah yang membuat kita ragu dan memilih mundur.

Yang saya tahu, tidak ada yang instan dalam dunia ini, semua butuh pengorbanan. Dulu ketika zaman nabi musa, semua kaumnya sangat mencintai yang namanya sihir, maka Allah pun memberikan mukjizat kepada nabi musa kemampuan sihir sebagai jalan dakwah. Ada juga kaum nabi isa yang mengagungkan pengobatan, maka Allah memberikan mukjizat kepada nabi isa kemampuan mengobati orang sakit bahkan menghidupkan orang mati. Semua kegiatan dakwah disesuaikan dengan kebiasaan masing-masing dari kaum mereka. Lantas ketika nabi muhammad, sebagai rasul, pada saat itu perdaganganlah yang sangat dicintai oleh kaumnya, maka rasul kita berjuang menunjukkan keseriusannya berdagang, menjadi seorang pengusaha yang jujur, amanah dan sekaligus menjadi pemimpin negara. Ketika rasul kita berdakwah, kemudian di lempari batu hingga giginya patah, rasul tidak marah. Malah saat malaikat berkata, apakah perlu aku timpakan gunung ini kepada mereka? Tapi Nabi Muhammad gak ada tuh nyuruh demikian. Padahal Kalaulah Allah mau membuat mereka iman, mudah saja bagi Allah, tapi Allah mengajarkan kita untuk berusaha dan tawakkal. Ketika nabi muhammad ditawari harta, tahta dan wanita untuk berhenti berdakwah, malah ia berkata, biarpun matahari ada ditangan kananku, dan bumi di tangan kiriku, maka aku tetap berjuang di jalan ini. Toh akhirnya ia juga bisa kaya, dan terus berdakwah tanpa intimidasi. Sehingga nabi muhammad mengajarkan kita, untuk mengejar apapun yang ingin dicapai, ya dengan bekerja keras, bukan duduk-duduk santai atau malah bengong gak tahu kemana.

Masih ingatkah teman-teman dengan cerita seorang ayah, anak dan seeokor keledai? kalau sudah tahu, ijinkanlah saya meneruskannya, tapi kalau belum tahu dan penasaran, oke duduk manis di depan layar, dengarkan ceritanya,he Konon! ada seorang ayah yang ingin menjual seekor keledai ke pasar, sehingga sang ayah mengajak anaknya yang semata wayang untuk pergi bersama. Berhubung pasar tersebut letaknya jauh, maka sang ayah menyuruh anaknya untuk menaiki keledai, sedangkan sang ayah berjalan sambil memegang tali kekang. Pada saat perjalanan, mereka bertemu dengan tetangga, yaitu seorang penebang kayu yang baru pulang dari hutan. Kemdian tetangga mereka berkata:

“Nak seharusnya kamu sadar diri. Ayah kamu kan sudah tua, masa dia harus berjalan kaki, sementara kamu duduk santai di atas keledai. Dasar anak tidak berbakti”. 

Orang itu kemudian pun berlalu. Sang anak yang merasa tak enak, akhirnya turun dari keledai, dan menyuruh ayahnya untuk naik ke atasnya, sedangkan dia berjalan sambil memegang tali kekang. Sang ayah pun setuju. Tak lama kemudian, mereka berpapasan kembali dengan rombongan pengelana, namun kali ini sang ayah yang mendapat umpatan.

“Orang tua kejam, anaknya disuruh berjalan kaki, sementara dia enak-enakan duduk santai di atas keledai. Sungguh orang tua yang tidak berperasaan”.

Sang ayah dan anak pun terdiam. Ketika orang-pengelana tersebut berlalu, akhirnya sang ayah meminta anaknya untuk naik bersama ke atas keledai tersebut. Sang anak pun menurut, dan mereka melanjutkan perjalanan berikutnya. Setelah mereka mendekati pasar, ada seorang ibu yang melihat mereka, tapi ia hanya diam saja. Ayah dan anak pun merasa bahwa tak ada masalah bagi mereka. Namun ketika melewatinya, sang ibu berteriak dengan lantang.

“Eee, Sungguh tidak berperikehewanan kalian, sudah keledainya kecil, malah kalian enak-enakan duduk diatas keledai tersebut. Heran deh gue!!”

Jengkel dan kesal dengan komentar-komentar yang tak ada habisnya, akhirnya sang ayah dan anak tersebut turun dan memutuskan untuk berjalan kaki sambil memegang tali kekang. Namun orang-orang pun kembali berkomentar kepada mereka :

“Lihatlah, betapa bodohnya mereka, ada keledai yang bisa dijadikan kendaraan, malah tidak dipakai , tapi hanya dituntun. Sungguh seorang ayah dan anak yang o’on”. 

Akhirnya mereka hanya bisa diam. Sambil memikikan keputusan yang mereka ambil selalu salah dimata setiap orang. 

So, kisah ini hanya kiasan, tapi bukankah ini sering terjadi dalam kehidupan kita? Iya, terkadang sulit untuk memuaskan keinginan banyak orang, keputusan kita selalu salah di mata mereka. Orang-orang inilah yang selalu ada disekeliling kita, bahkan mempengaruhi setiap keputusan yang kita ambil. Dari kisah ini, ada sebuah pesan yang dapat kita ambil, bahwa untuk melakukan yang terbaik bagi diri sendiri dan orang lain, maka sebaiknya lakukan saja, jangan tergantung pada pandangan dan pendapat orang lain. Jadi kalo itu baik dan sesuai syariah, lakukan saja. Ketika rasul berdakwah pun sering bertemu dengan orang-orang sinis, tapi rasullullah malah menghiraukan mereka, mau bagaimanapun kebenaran tetap harus disampaikan, dan cukuplah Allah baginya. Begitu juga kita, cukup Allah dan rasullah yang ada dihati, sedangkan Al-qur’an sebagai kompas supaya kita tidak tersesat, atau malah gak kemana-mana. He!

So teman-teman, kita pasti bertemu dengan banyak orang sinis di dunia ini, yang terus mengatakan, “apa iya, apa mungkin, yang bener aja, apa bisa, ada-ada saja, seandainya, mikir dong!!, gila lho!, Ah percuma, Belum tentu kali!!, Ah mustahil, Bagaimana kalau?, biasanya sih!”. Bukankah kata-kata seperti ini sering kali kita dengar, terkadang inilah yang membuat kita ragu mengambil langkah awal. Atau mungkin saja ketika sudah mengambil dan memulai, namun dalam perjalanannya malah kita kembali lesu. Saat kita berkumpul dengan orang-orang sukses, semangat kita meroket, seakan cakra dalam diri kembali penuh, tapi saat kita melangkah keluar pintu, eh seakan aroma berubah 180 derajat, kita pun kembali lesu dan tidak bersemangat. Ternyata lingkungan sangat mempengaruhi kita, sehingga rasul pun berpesan, kalau berteman dengan penjual ikan, pastilah kita terkena bau amisnya, tapi kalo kita berteman dengan penjual minyak wangi, ya kita ikut terkena harumnya. Jadi kalo mau baik ya kumpul dengan orang baik, kalo mau sukses kumpul deh dengan orang-orang sukses. Heheh, bener juga ya!!

Jadi teman-teman, untuk menjadi yang sedikit dan benar itu sulit. Kalaulah itu benar dan baik menurut Allah dan rasulnya, ya lakukan saja. Do our best! Namun terkadang yang sulit adalah memulainya, maka kalau punya kemauan untuk keluar dari zona nyaman, ya segera mulai. Namun kita sering bingung, pada saat mau mulai, kita malah gak tau mau mulainya dari mana. Hehe, (Gue banget kadang ne!!) Tapi sekarang kuncinya ya “mulai”. Kalau sudah mulai, ntar pasti banyak yang akan kita perbaiki, upgare, upadate, tapi jika tidak, kita gak bakal tahu sejauh mana kemampuan kita. Akhirnya kita ketinggalan dan tidak kemana-mana. Padahal Allah telah membekali setiap manusia waktu yang sama 24 jam, tapi kenapa ada yang berhasil dan sukses, namun bagi kita malah kurang dan gak tahu dipake buat apa? So sudah saatnya kita sadar, dan mengambil bagian kita masing-masing. Heheh! Be ourself, karena kita semua akan memainkan perannya masing-masing untuk keseimbangan dunia ini.

Ada beberapa tips yang bisa saya berikan ke teman-teman, yang dulu pernah saya peroleh ketika mengikuti seminar. Ketika kita dapat kata-kata yang berivirus seperti 2 paragraf diatas, saya menawarkan beberapa antivirus, tapi tenang! biayanya bisa lewat rekening akhirat aja, biar Allah aja yang transfer ke rekening saya. hehe, artinya, kalo bermanfaat, rekening pahala saya pasti bertambah, hehe. Jadi Kalaulah teman-teman mendengar kata-kata tersebut, ya caranya bisa :

1. Geleng-geleng,
2. Buat aja terdengar lucu,
3. Tutup saja telinga,
4. Bisa alihkan perhatian,
5. Atau mau ekstrim lagi ya lari
6. Beri antivirus. Jika teman-teman ketemu dengan nih kalimat, “Tapi kan....., bagaimana kalo nanti.....?” Nah kasih aja kata-kata antivirusnya, dengan cara awali kata “justru”, contoh :
"Tapi kan kita belum pengalaman?"
“Justru karena belum pengalamanlah kita harus coba”

"Tapi kan kita masih terlalu muda?"
“Justru karena masih mudalah kita harus berusaha, mumpung tenaga masih cukup banyak”

“Bagaimana kalo nanti kalah, rugi, capek,dan sebagainya?”
“Kita cari tahu cara, bagaimana agar kita bisa menang”

7. Berlindung kepada Allah SWT. 

Jadi gak ada alasan lagi buat kita untuk tidak berjuang, sudah saatnya kita memantaskan diri, dan menggapai riho Allah SWT. Sebagai kalimat penutup saya, seorang pecundang akan selalu kehabisan cara berjuang, sedangkan seorang pemenang akan selalu kehabisan alasan. Terima kasih teman-teman telah membaca tulisan ini, semoga ada manfaatnya bagi kita semua, dan terutama menjadi pengingat saya pribadi. Mohon maaf jika ada yang salah, karena kebenaran hanya milik Allah SWT. Nantikan tulisan saya berikutnya ya teman-teman.

Tidak ada komentar: