Kalo dipikir-pikir, seru juga tuh slogan! Muda foya-foya, tua kaya
raya, mati masuk surga. Tapi kalo dipikir lebih dalam lagi, kayaknya
gak deh, muda saja sudah foya-foya, kapan nabungnya! Pas sudah tua, bukannya malah kaya, tapi “kere” yang ada. Ketika
muda aja kerjanya foya-foya, mana sempat ingat ibadah, yang ada masuk neraka.
Tapi intinya semua orang ingin sukses, semua orang ingin hidup bahagia, punya rumah
mewah, mati masuk surga, yang pasti gak ada tuh orang yang ingin hidupnya
melarat, apalagi tidur di kolong jembatan dan ingin masuk neraka. Semua orang
pengen punya perusahaan kelas internasional, berjalan pakai jas, naek
mobil rush, rumah berdinding emas, ditambah istri cantik berparas artis.
Haha khayak di sineteron aja. Yang jelas semua orang pasti punya keinginan, tapi faktanya banyak orang
yang tidak sukses. So kenapa ya??
Mudah bagi seorang motivator
berkata, “kalau kita percaya, kita pasti bisa”. Benar, mereka memang orang-orang
yang hebat, yang mampu membakar semangat peserta seminarnya. Ada yang bilang
sukses adalah hak setiap manusia, ada juga yang bilang kalau sukses itu bukan
hak tapi malah kewajiban. Kayak sholat aja ya li! Yang jelas mereka mampu “masuk”
ke dalam dirikita sesaat, seakan menghipnotis pesertanya, kemudian mereka mengajak
kita untuk berani mengambil langkah awal, apapun itu, untuk menuju yang namanya
kesuksesan. Karena tanpa langkah awal, maka tidak akan ada langkah kedua,
ketiga, dan seterusnya, apalagi sampai di garis finish.
Tapi masalahnya, “bagaimana untuk
benar-benar percaya bahwa kita mampu meraihnya?” kalaulah kita memejamkan mata,
dan kita percaya 1000 % saat membuka mata, didepan sudah ada mobil BMW. Mungkin
bisa saja terjadi. Tapi bagaimana membuat keyakinan menjadi 1000 persen
tersebut. So it’s so hard!, jikalau ada keraguan sedikit saja, pasti hilang
dalam sekejap. Walaupun kebiasaan makan mie instant, Tapi gak ada yang instan
dalam dunia ini, walaupun faktanya mie instant prosesnya juga rumit tuh, hehe.
Jaman sekarang sudah banyak
motivator yang hebat dan bahkan terbukti sukses sekalipun, tapi masalahnya,
jumlah mereka masih kalah jauh dengan orang-orang yang ada di sekeliling kita
yang mengatakan, “Ah apa kamu bisa? Masa sih? Gila lu!, kita kan belum punya
pengalaman, belum punya uang, kan kita masih terlalu muda, mahasiswa menn!!!”
Mereka yang kita jumpai adalah orang-orang “de-motivator”, yang selalu hadir di
setiap langkah. Mereka selalu ada dimana-mana, bagaikan garam yang ada disetiap
masakan. Kata-kata mereka seakan terkunci rapat di alam bawah sadar, yang
kemudian “kunci” tersebut kita telan, dan tidak bisa diambil kembali. Hehe
kebanyakan nonton film kartun nih! Akhirnya kata-kata mereka lah yang sering membuat
kita lesu dan tidak bersemangat. Lantas kita berfikir ulang, apakah kita
benar-benar bisa memperolehnya? Ataukah mimpinya terlalu ketinggian? Terkadang inilah
yang membuat kita ragu dan memilih mundur.
Yang saya tahu, tidak ada yang
instan dalam dunia ini, semua butuh pengorbanan. Dulu ketika zaman nabi musa,
semua kaumnya sangat mencintai yang namanya sihir, maka Allah pun memberikan
mukjizat kepada nabi musa kemampuan sihir sebagai jalan dakwah. Ada juga kaum
nabi isa yang mengagungkan pengobatan, maka Allah memberikan mukjizat kepada
nabi isa kemampuan mengobati orang sakit bahkan menghidupkan orang mati. Semua
kegiatan dakwah disesuaikan dengan kebiasaan masing-masing dari kaum mereka.
Lantas ketika nabi muhammad, sebagai rasul, pada saat itu perdaganganlah yang
sangat dicintai oleh kaumnya, maka rasul kita berjuang menunjukkan
keseriusannya berdagang, menjadi seorang pengusaha yang jujur, amanah dan
sekaligus menjadi pemimpin negara. Ketika rasul kita berdakwah, kemudian di
lempari batu hingga giginya patah, rasul tidak marah. Malah saat malaikat
berkata, apakah perlu aku timpakan gunung ini kepada mereka? Tapi Nabi Muhammad
gak ada tuh nyuruh demikian. Padahal Kalaulah Allah mau membuat mereka iman,
mudah saja bagi Allah, tapi Allah mengajarkan kita untuk berusaha dan tawakkal.
Ketika nabi muhammad ditawari harta, tahta dan wanita untuk berhenti berdakwah,
malah ia berkata, biarpun matahari ada ditangan kananku, dan bumi di tangan
kiriku, maka aku tetap berjuang di jalan ini. Toh akhirnya ia juga bisa kaya, dan
terus berdakwah tanpa intimidasi. Sehingga nabi muhammad mengajarkan kita,
untuk mengejar apapun yang ingin dicapai, ya dengan bekerja keras, bukan duduk-duduk
santai atau malah bengong gak tahu kemana.
Masih ingatkah teman-teman dengan
cerita seorang ayah, anak dan seeokor keledai? kalau sudah tahu, ijinkanlah
saya meneruskannya, tapi kalau belum tahu dan penasaran, oke duduk manis di
depan layar, dengarkan ceritanya,he Konon! ada seorang ayah yang ingin menjual
seekor keledai ke pasar, sehingga sang ayah mengajak anaknya yang semata wayang
untuk pergi bersama. Berhubung pasar tersebut letaknya jauh, maka sang ayah
menyuruh anaknya untuk menaiki keledai, sedangkan sang ayah berjalan sambil
memegang tali kekang. Pada saat perjalanan, mereka bertemu dengan tetangga, yaitu
seorang penebang kayu yang baru pulang dari hutan. Kemdian tetangga mereka
berkata:
“Nak seharusnya kamu sadar diri. Ayah kamu kan sudah tua, masa dia
harus berjalan kaki, sementara kamu duduk santai di atas keledai. Dasar anak
tidak berbakti”.
Orang itu kemudian pun berlalu.
Sang anak yang merasa tak enak, akhirnya turun dari keledai, dan menyuruh
ayahnya untuk naik ke atasnya, sedangkan dia berjalan sambil memegang tali
kekang. Sang ayah pun setuju. Tak lama kemudian, mereka berpapasan kembali
dengan rombongan pengelana, namun kali ini sang ayah yang mendapat umpatan.
“Orang tua kejam, anaknya disuruh berjalan kaki, sementara dia
enak-enakan duduk santai di atas keledai. Sungguh orang tua yang tidak
berperasaan”.
Sang ayah dan anak pun terdiam.
Ketika orang-pengelana tersebut berlalu, akhirnya sang ayah meminta anaknya
untuk naik bersama ke atas keledai tersebut. Sang anak pun menurut, dan mereka
melanjutkan perjalanan berikutnya. Setelah mereka mendekati pasar, ada seorang
ibu yang melihat mereka, tapi ia hanya diam saja. Ayah dan anak pun merasa
bahwa tak ada masalah bagi mereka. Namun ketika melewatinya, sang ibu berteriak
dengan lantang.
“Eee, Sungguh tidak berperikehewanan kalian, sudah keledainya kecil,
malah kalian enak-enakan duduk diatas keledai tersebut. Heran deh gue!!”
Jengkel dan kesal dengan
komentar-komentar yang tak ada habisnya, akhirnya sang ayah dan anak tersebut
turun dan memutuskan untuk berjalan kaki sambil memegang tali kekang. Namun
orang-orang pun kembali berkomentar kepada mereka :
“Lihatlah, betapa bodohnya mereka, ada keledai yang bisa dijadikan
kendaraan, malah tidak dipakai , tapi hanya dituntun. Sungguh seorang ayah dan
anak yang o’on”.
Akhirnya mereka hanya bisa diam.
Sambil memikikan keputusan yang mereka ambil selalu salah dimata setiap orang.
So, kisah ini hanya kiasan, tapi
bukankah ini sering terjadi dalam kehidupan kita? Iya, terkadang sulit untuk
memuaskan keinginan banyak orang, keputusan kita selalu salah di mata mereka.
Orang-orang inilah yang selalu ada disekeliling kita, bahkan mempengaruhi
setiap keputusan yang kita ambil. Dari kisah ini, ada sebuah pesan yang dapat
kita ambil, bahwa untuk melakukan yang terbaik bagi diri sendiri dan orang lain,
maka sebaiknya lakukan saja, jangan tergantung pada pandangan dan pendapat
orang lain. Jadi kalo itu baik dan sesuai syariah, lakukan saja. Ketika rasul berdakwah
pun sering bertemu dengan orang-orang sinis, tapi rasullullah malah menghiraukan
mereka, mau bagaimanapun kebenaran tetap harus disampaikan, dan cukuplah Allah
baginya. Begitu juga kita, cukup Allah dan rasullah yang ada dihati, sedangkan
Al-qur’an sebagai kompas supaya kita tidak tersesat, atau malah gak
kemana-mana. He!
So teman-teman, kita pasti
bertemu dengan banyak orang sinis di dunia ini, yang terus mengatakan, “apa iya, apa
mungkin, yang bener aja, apa bisa, ada-ada saja, seandainya, mikir dong!!, gila
lho!, Ah percuma, Belum tentu kali!!, Ah mustahil, Bagaimana kalau?, biasanya
sih!”. Bukankah kata-kata seperti ini sering kali kita dengar, terkadang inilah
yang membuat kita ragu mengambil langkah awal. Atau mungkin saja ketika sudah mengambil
dan memulai, namun dalam perjalanannya malah kita kembali lesu. Saat kita berkumpul
dengan orang-orang sukses, semangat kita meroket, seakan
cakra dalam diri kembali penuh, tapi saat kita melangkah keluar pintu, eh seakan aroma
berubah 180 derajat, kita pun kembali lesu dan tidak bersemangat. Ternyata lingkungan
sangat mempengaruhi kita, sehingga rasul pun berpesan, kalau berteman dengan
penjual ikan, pastilah kita terkena bau amisnya, tapi kalo kita berteman dengan
penjual minyak wangi, ya kita ikut terkena harumnya. Jadi kalo mau baik ya
kumpul dengan orang baik, kalo mau sukses kumpul deh dengan orang-orang sukses.
Heheh, bener juga ya!!
Jadi teman-teman, untuk menjadi
yang sedikit dan benar itu sulit. Kalaulah itu benar dan baik menurut Allah dan
rasulnya, ya lakukan saja. Do our best! Namun terkadang yang sulit adalah
memulainya, maka kalau punya kemauan untuk keluar dari zona nyaman, ya segera
mulai. Namun kita sering bingung, pada saat mau mulai, kita malah gak tau mau mulainya
dari mana. Hehe, (Gue banget kadang ne!!) Tapi sekarang kuncinya ya “mulai”.
Kalau sudah mulai, ntar pasti banyak yang akan kita perbaiki, upgare, upadate, tapi
jika tidak, kita gak bakal tahu sejauh mana kemampuan kita. Akhirnya kita
ketinggalan dan tidak kemana-mana. Padahal Allah telah membekali setiap manusia
waktu yang sama 24 jam, tapi kenapa ada yang berhasil dan sukses, namun bagi kita
malah kurang dan gak tahu dipake buat apa? So sudah saatnya kita sadar, dan
mengambil bagian kita masing-masing. Heheh! Be ourself, karena kita semua akan memainkan
perannya masing-masing untuk keseimbangan dunia ini.
Ada beberapa tips yang bisa saya
berikan ke teman-teman, yang dulu pernah saya peroleh ketika mengikuti seminar.
Ketika kita dapat kata-kata yang berivirus seperti 2 paragraf diatas, saya
menawarkan beberapa antivirus, tapi tenang! biayanya bisa lewat rekening
akhirat aja, biar Allah aja yang transfer ke rekening saya. hehe, artinya, kalo
bermanfaat, rekening pahala saya pasti bertambah, hehe. Jadi Kalaulah
teman-teman mendengar kata-kata tersebut, ya caranya bisa :
1. Geleng-geleng,
2. Buat aja terdengar lucu,
3. Tutup saja telinga,
4. Bisa alihkan perhatian,
5. Atau mau ekstrim lagi ya lari
6. Beri antivirus. Jika
teman-teman ketemu dengan nih kalimat, “Tapi kan....., bagaimana kalo nanti.....?”
Nah kasih aja kata-kata antivirusnya, dengan cara awali kata “justru”, contoh :
"Tapi kan kita belum pengalaman?"
“Justru karena belum pengalamanlah
kita harus coba”
"Tapi kan kita masih terlalu muda?"
“Justru karena masih mudalah kita
harus berusaha, mumpung tenaga masih cukup banyak”
“Bagaimana kalo nanti kalah,
rugi, capek,dan sebagainya?”
“Kita cari tahu cara, bagaimana agar kita bisa menang”
7. Berlindung kepada Allah SWT.
Jadi gak ada alasan lagi buat
kita untuk tidak berjuang, sudah saatnya kita memantaskan diri, dan menggapai
riho Allah SWT. Sebagai kalimat penutup saya, seorang pecundang akan selalu
kehabisan cara berjuang, sedangkan seorang pemenang akan selalu kehabisan
alasan. Terima kasih teman-teman telah membaca tulisan ini, semoga ada
manfaatnya bagi kita semua, dan terutama menjadi pengingat saya pribadi. Mohon
maaf jika ada yang salah, karena kebenaran hanya milik Allah SWT. Nantikan
tulisan saya berikutnya ya teman-teman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar