“Apa pendapat kalian apabila dipintu salah seorang kalian itu mengalir
sebuah sungai, kemudian dia mandi dalam sungai tersebut 5 kali sehari semalam.
Apakah masih tersisa dari dosanya? Para sahabat menjawab, tentu tidak wahai
Rasulullah. Demikianlah shalat 5 waktu yang kalian lakukan, Allah SWT
menghapuskan dosa-dosa kalian dengan 5 waktu yang kalian lakukan”.
(HR. Muslim)
Kemarin pagi saya menerima sms tausyiah dari aa
gym. Sms yang membuat otakku kembali berfikir, ternyata hidup ini bagaikan waktu sholat yang berpindah dari satu waktu ke waktu lainnya. Sholat adalah tempat
kita bertegur sapa dengan sang pemilik jiwa dan memberitahu kepada-Nya tentang apa
saja yang telah kita lakukan sepanjang waktu. Sekaligus berbincang-bincang atas segala
bentuk perasaan yang telah dilalui baik sedih, senang, enak, bahagia, dan
sebagainya. Bahwa Allah-lah
satu-satunya tempat untuk curhat sepanjang hari. Hanya Dia-lah yang mau
mendengarkan semua keluh kesah hambanya, kaya-miskin, tua-muda semuanya sama. Bahkan ketika
sebagian manusia tidur terlelap, maka tiada satupun yang rela mendengarkan
curhatan manusia di tengah gelapnya malam, kecuali Dia.
Disaat para muadzin
bersahut-sahuan di penjuru bumi, semua manusia beriman bergegas menjumpai Allah dengan wajah gembira melapor segala urusannya. Namun ketika sebagian
manusia kembali fithrahnya, ada juga yang malah terpaksa bahkan enggan menunaikan
seruan sang pemilik jiwa. Kita seakan kehilangan makna suara adzan adalah suara
tuhan, hingga makin sepele mendengar suara muadzin yang tampak berat, seakan
tak sanggup lagi menahan derita dunia, karena jiwa-jiwa muda ntah kemana. Pada saat
ada meeting dengan pimpinan, takut dimarahi dan dianggap ingkar janji, maka
kita rela satu jam sudah di depan ruangan, lantas kalolah Allah yang memanggil, kita
merasa “waktu kan masih panjang, sebentar
lagi masih bisa koq”. Ya Allah Ampunilah hambamu ini. Anehnya dunia seakan
sudah terbalik, kita lupa bahwa Allah-lah yang memberikan nikmat tarikan nafas, tapi kita tidak mensyukuri dan malah menduakannya lagi. Nauzubillah.
Padahal jarang ada manusia yang mau menjadi tempat curhatan dan membayar setiap orang yang mau curhat kepadanya, serta kalo ada hutang pun siap dilunaskan. Begitu juga Allah yang memanggil hambanya untuk cuhat-curhatan, kemudian Ia bayar dengan pahala dan menghapus setiap kredit dosa. Dialah yang maha Pemurah tanpa membeda-bedakan siapa yang datang kepadaNya, mau kaya-miskin tua muda semuanya sama. Kalolah Kata orang waktu itu adalah uang, kayaknya ada benarnya juga. Bayangkan saja ternyata Allah memberikan modal yang sama 86.400 detik untuk semua makhluk. Andaikan saja kita diberi uang sebanyak Rp. 86.400 untuk dihabiskan, lantas apa yang akan kita lakukan? Karena malam harinya sisa uang tersebut akan dikembalikan dan dihapus segera. Inilah rekening yang setiap pagi kita buka, namun dimalam harinya sisa rekening tersebut akan dihanguskan segera, sebab tak ada namanya waktu tambahan.
So hakikatnya kita sudah di beri
modal waktu untuk hidup oleh Allah SWT. Ada yang habis dipakai buat kebaikan
namun ada juga yang sebaliknya, ada orang yang sukses mengejar impian, namun tidak
sedikit orang yang bingung menghabiskannya atau malah gak tahu dipakai buat
apa. Jadi benarlah apa yang dikatakan Allah dalam Al-qur’an bahwa sesungguhnya
manusia dalam kerugian kecuali orang-orang beriman dan mengerjakan amal sholeh
yang saling nasehat-menasehati.
Ketika dhuha tiba, waktunya saya
bercerita tentang apa yang akan saya lakukan sepanjang hari, berdo’a semoga hari
ini menjadi berkah dan lebih baik dari hari kemarin. Serta berharap bahwa Allah
memberikan kemudahan disegala urusan, sekaligus selalu membimbing saya disetiap
langkah.
Ketika adzan dhuhur tiba,
waktunya saya bersiap diri dan menceritakan kepadaNya tentang apa yang telah
saya lakukan sepanjang pagi hari, kesulitan yang saya jumpai, serta setan yang
bernama “malas” hinggap di tubuh ini yang membuat semua niat dan aktivitas saya
terbengkalai, bahkan membuat lalai dan lupa diri. Sekaligus saya memohon maaf
kepada-Nya, apabila selama matahari bersinar di pagi ini ternyata saya banyak melakukan kesalahan
dan kesilapan.
Menjelang adzan ashar tiba,
waktunya saya kembali mensucikan diri, mencurhatkan isi hati kepada sang kekasih,
tentang apa yang telah saya lakukan selama waktu dhuhur, menceritakan keluh
kesah dan rasa bahagia yang saya alami, serta berharap semoga ia memberikan
kemudahan dan solusi, dan menjadikan sepanjang hari ini bagian dari cerita
indah. karena Inilah sholat diantara pergantian siang dan malam, sebagai
penanda waktu bahwa siang akan berlalu dan malam sudah menunggu didepan pintu.
So, terima kasih ya Allah atas nikmat setiap hembusan nafas yang engkau
berikan, serta nikmatnya air wudhu yang menyejukkan jiwa. Oleh karena itu aku
berharap pada-MU ya Allah, semoga kasih sayangmu selalu mengisi indahnya malam
ini.
Ketika adzan magrib tiba, waktunya saya kembali bersimpuh dihadapannya,
meski waktu ini terlalu singkat, tapi cukup membuat hati ini luluh mendengar
suara imam yang merdu, melantunkan ayat –ayat cinta milik Allah, yang tak ada
satupun pujangga yang mampu mendatangkan surat yang sama, bahkan jin tak
sanggup mengalahkannya.
Ketika Isya datang, inilah puncak
dari kelelahan saya sepanjang hari ini. Waktu yang cukup panjang untuk
membentangkan sajadah, bertakbir, ruku, dan meletakkan kening bersujud,
mengagungkan nama-nya dengan perasaan cinta, karena saya tahu Ia maha
pencemburu, yang selalu rindu Hambanya, sehingga ingin selalu berdekat-dekatan
dengan makhluknya. Subhanallah. Manusia adalah makluk yang lemah, oleh karena
itu membutuhkannya untuk menuntun kita (baca : ketika sebatas perantaaun) agar
tidak tersesat dan lupa kembali ke kampung halaman. layaknya seorang perantau
yang tidak pernah betah dan mau berlama-lama di dunia, karena selalu rindu
dengan kampung halaman. Inilah waktu terakhir melepaskan lelah dan penat
sepanjang hari yang telah dilalui dengan mengadukan kepada-nya.
Ketika adzan shubuh menggema dan
memecah keheningan malam, membangunkan jiwa-jiwa berselimut untuk bangkit dari
peraduan. Inilah waktu terbening yang saya rasakan, indahnya angin terasa
lembut, air wudhuk membasahi wajah terasa sejuk. Shubuh adalah waktu yang
terindah, yang selalu memberi harapan bagi setiap makhluk, karena rezeki telah
tertulis dan tak pernah tertukar. Lembaran baru akan dibuka, cerita dan kisah
akan ditorehkan oleh setiap yang bernyawa. Allah memberikan harapan atas setiap
nafas yang baru untuk dipakai sepanjang hari, sebagai amanah yang Ia titip
kepada kita.
Kalo bukan Allah kepada siapa
lagi kita mengadu, kemana lagi rindu ini akan berlabuh kecuali kepada-Nya.
Karena tidak sepantasnya kita mengeluh kepada sesama makhluk. Sebab Dia lah
sang pemberi harapan, yang mampu menyelesaikan semua masalah peliknya
kehidupan, Dia lah pemilik segala cinta, yang syairnya mampu membuat hidup
lebih indah terasa sehingga mata ini tetap bisa melihat, kaki ini tetap bisa
berjalan.
Subhanallah, begitu banyak tanda
tanda kebesaran-Nya di alam semesta. Setiap
5 kali kita berjumpa kepada Allah, mensucikan diri dan mengingat kepadaNya. So, Ternyata dunia memiliki perbedaan
waktu antara satu wilayah dengan wilayah lain. Ketika adzan subuh berkumandang di wilayah barat benua Afrika,
adzan dhuhurpun siap berkumandang menjelajah dunia lainnya. Ketika adzan dhuhur
berkumandang di bagian timur Indonesia, maka adzan ashar telah siap menggema
di belahan dunia lainnya. saat adzan ashar belum selesai dikumandangkan, adzan
maghrib pun telah merambah bumi ini. Ketika gema adzan Isya belum selesai di
benua Amerika, adzan Shubuh sudah kembali terdengar di wilayah Indonesia. Maka
seiring bergantinya siang dan malam, ternyata adzan akan selalu berkumandang di
bumi ini. Tanpa kita sadari, para muadzin di seluruh penjuru dunia bersahut-sahutan
mengumandangkan adzan.
SELAMAT PAGI
SEMUAAAAAA :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar