Pernahkah kita merasakan ketika masalah
datang menghampiri, bukannya mengintrospeksi diri, tapi malah sibuk berputar-putar
mencari jalan keluar. Bahkan kita menghabiskan banyak tenaga, waktu dan pikiran
hanya itu-itu saja, tapi sayangnya masalah tetap tak kunjung usai.
Kita menghabiskan begitu banyak energi untuk memikirkannya tapi
masalah pun seakan tak kunjung selesai. Hari demi hari dilalui, tapi ketika bangun pagi dan pertama yang diingat adalah itu
lagi-itu lagi.
Disaat masalah itu hadir menghampiri,
kita seakan dibuat terlena oleh dunia. Bahkan membuat kita lupa kepada sang
pemberi solusi. Disaat sang muadzin bersahut-sahutan dari surau ke surau, tapi
kita tetap saja menghiraukannya, karena kita tidak merasa bahwa Allah lah sang
pemberi solusi, sang pemberi kunci. Waktu yang kita miliki terbuang untuk memikirkannya, namun jalan keluar pun tak kunjung datang jua, tapi hanya menambah gemuruh di
hati dan sesak di dada. Sehingga bukannya jalan keluar namun semakin membuat
hati berdebar.
Kita sibuk memikirkan masalah,
tapi tidak pernah memikirkan siapa yang memberi kunci. Padahal Dia mengetahui
betul kondisi kita dan menanti kita untuk kembali pada-Nya. Tapi sayang kita tidak
pernah merasakannya. Padahal dia telah menciptakan segala sesuatu
berpasang-pasangan, sama halnya gembok dan kunci. Karena tidak akan dibuat
gembok saja tanpa kunci, dan tidak akan dibuat kunci tanpa gembok sekalian.
Begitu juga Allah, maka Ia tidak akan menciptakan masalah tanpa solusi. Sayangnya
ketika masalah itu datang, kita lupa dimanakah kunci berada. Padahal kunci
tersebut sangatlah dekat dengan kita. Tapi kita nya lah yang sibuk memikirkan
kunci itu di tetangga, kampus, kantor dan sebagainya. Sehingga energi kita pun habis
percuma.
Sehingga masalah itu bukannya
membuat kita semakin dewasa. Tapi semakin membuat jiwa kita keruh dan gelisah. Hidup
ini memang diwarnai dengan masalah, karena inilah yang dijadikan sebagai pelajaran. Terkadang
kenikmatan itu malah jarang membuat orang belajar. Oleh karena itu Allah
memberikan sedikit masalah kepada kita bukan untuk membuat kita menjauh
dari-Nya, tapi karena kerinduan Nya terhadap suara lembut kita memanggil-manggil nama-Nya. Karena inilah kasih sayang yang Ia berikan untuk
mengajak kita berbincang dan curhat kepadanya. Karena ia sangat mencintai
hamba yang curhat kepada-Nya. Menceritakan isi hati, terhadap peluhnya
masalah yang dihadapi.
Karena Allah sangat mencintai
suara hambanya, suara umat muslim. Oleh karena itu masih banyak muslim hari ini
yang merindukan kasih sayang kepada-Nya. Namun Allah malah memberikan sedikit
cobaan dan kelaparan. Tetapi sebenarnya bukannya Allah tidak mendengarkan doa
hambanya. Namun karena kecintaan terhadap suara hamba-Nya. Allah sedikit mengulur
waktu terhadap keinginan kita, bukannya marah ataupun kesal. Tapi karena ia
ingin berlama-lama mendengar suara Hambanya.
Tetapi tidak selama-lamanya
masalah itu datang kepada kita, tidak selama-lamanya penderitaan itu hadir di
kehidupan kita. Namun bagaikan anak tangga, masalah yang Allah berikan itu
sebagai tahap kita untuk menaiki tangga berikutnya. Karena kecintaannyalah,
Allah memberikan sedikit ujian, karena Ia menginginkan kita menjadi manusia
yang kuat walaupun diberi sedikit kekurangan bahkan kelebihan sekalipun. Karena
tanda kedewasaan hati adalah disaat kehilangan sesuatu tidak merasa sedih dan
ketika mendapat sesuatu pun tidak terlalu berlebihan.
Hal ini sering terjadi pada diri
saya. ketika masalah itu hadir, bukannya langsung menjumpai-Nya. Bahkan terkadang
mendengar suara adzan pun enggan. Padahal waktu yang kita miliki habis percuma sedangkan masalah pun tak kunjung menemui titik terang. Namun semoga
hal ini menjadi pelajaran bagi saya, bahwa ketika masalah itu hadir, saya langsung mengambil wudhu, dan bercurhat sama Dia. Mengatakan apa yang kita
hadapi, sulitnya tantangan yang kita hadapi. Bahkan sampai menangisi, karena
bisa jadi ini akibat dari dosa kita selama ini. Sehingga sudah
sepatutnya kita kembali, bercerita padaNya, memohon ampun dan perlindunganNya.
Mengeluh dan curhat pada
manusia terkadang tidak ada gunanya. Namun alangkah baiknya, kita meluangkan
waktu untuk memikirkan dan kembali padaNya, mungkin karena kita terlalu
disibukkan oleh dunia, hingga kita lupa sama Dia. Sehingga disaat tantangan
itu hadir membuat kita bingung melewatinya. Namun yakinlah, ketika ini dilakukan, InsyaAllah
kita akan menemukan pikiran yang jernih untuk menemukan jalan keluar. Sehingga
kita tidak akan merasa dalam tekanan. Kita akan lebih mudah menemukan jalan
keluar dan ide-ide segar. Oleh karena itu, Allah menanti kita untuk bercerita padaNya, Ia sangat rindu mendengarkan suara kita memanggil-manggil
namaNya. Dan yakinlah bahwa Allah akan memberi kemudahan bagi orang yang memantaskan
diri dan bersungguh-sungguh.
Oleh karena itu, sudah sepatutnya
kita meluangkan waktu dan pikiran kita untuk memohon kepadaNya agar kita selalu
dibimbing olehNya. Bukankah disaat sholat kita membaca surat Alfatihah dan selalu menyebut “Ihdinasshrital Mustakim”, “ya Allah tunjukilah kami jalan
yang lurus”. So, kita memang sangat butuh bimbingannya. Sehingga kita berharap dapat menjadi penebar manfaat bagi orang lain, meringankan masalah orang lain. Dan InsyaAllah,
nanti Dialah yang akan menolong kita. Amien Ya Robbal ‘Alamin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar