Ya
Allah kenapa waktu terasa bergitu cepat, gak terasa kita telah berada di awal
bulan juni.. Kayaknya baru kemarin deh tanggal satu januari, kayaknya baru
kemarin ramai orang memperingati tahun baru masehi. Tak terasa sudah 6 bulan
kita lalui, sudah setengah perjalanan tahun ini kita lewati. Meski tanggal satu
telah lewat, tapi biarlah kan masih awal bulan. Jadi gak ada salahnya kita
mengawali paragraf kali ini.
Namun
ada satu hal yang membuat aku rinduuu sekali. seakan hal itu kini sudah semakin
dekat menghampiri. Karena sebentar lagi sebaik-baik bulan akan segera tiba.
Sebaik-baik malam dari seribu bulan akan menghiasi indahnya malam itu. Oh ya
Allah, aku rindu sekali mendengar namamu dipanggil-panggil saat itu. Dari Surau
ke surau, mesjid ke mesjid tak ada habisnya bersahut-sahutan memuja namaMu.
Pagi, siang dan malam, semua sibuk mengharapkan ampunan. Semua aktivitas yang
baik Engkau lipat gandakan pahala untuk setiap manusia. Tak peduli apakah dia
kaya, miskin, cantik, atau apalah yang pasti semua sama. Beriman, ataukah
kafir, Engkau pun tetap memberikan nikmat tersebut. walau ia tak mengingat
nama-Mu, tak memuji namamu, tapi Ar-Rahim Engkau tetap memberikan nikmat yang
ia dibutuhkan. maka nikmat yang Tuhan
yang mana lagi engkau (manusia)
dustakan. Disaat itulah kucuran ampunan bak air sungai yang mengalir deras
dengan debit tak terhingga. Kalaulah lautan yang terhampar luas dijadikan
tinta, maka tak akan mampu menulis banyaknya nikmat yang telah Allah berikan.
Rasa
kerinduan itu akhirnya mengantarkan pikiranku pada setiap ramadhan yang telah
terlewati. Disaat hangatnya keluarga di satu meja, dengan sedikit canda tawa.
Melihat sang ibu dengan senangnya memasakkan lauk yang akan di santap ketika
berbuka. Mendengar suara ayah tiba di depan pintu, sambil membawa penganan
tambahan untuk awal berbuka, seakan menambah kerinduan yang tak bisa
tergantikan. Inilah ladang kasih sayang yang terhampar seluas langit dan bumi,
ini juga disebut cinta yang sejati dan inilah arti kerinduan yang sesungguhnya.
Dikala
shubuh tiba, semua orang berduyun-duyun memakai peci dan mukena, memakai sendal
menginjak tanah yang berembun, dengan sajadah tergelayut di pundak, bersama
keluarga, adik dan kakak, melangkahkan kaki saling tersenyum bahagia walau sedikit
kantuk menghiasi wajah namun tidak menyurutkan niat tuk mengambil berkah yang Allah
turunkan di pagi hari. Saling bersalaman di depan masjid, sambil melepas sandal
memasukinya. Tak ada yang dicari kecuali niat yang terazham di dalam sanubari
bahwa hidup dan mati hanyalah milik Allah semata.
Menjelang
maghrib, ibu mulai sibuk memberikan masakan terbaiknya. Ia sambil berdo’a bahwa
inilah sebagai pengganti dzikirnya, atas masakan yang ia berikan buat keluarga.
Agar suami dan anak-anaknya dapat menikmati santapan berbuka yang penuh
kelezatan dengan kenikmatan yang luar biasa. Cukup baginya melihat bahagia disaat
keluarga menyantap masakan yang telah dibuat. Karena tak ada masakan yang
paling enak di dunia, walau dijajakan di restoran ternama sekalian, kecuali masakan
itu dibuat oleh tangan yang terindah di dunia ini yang mampu meracik
bumbu-bumbunya. Itulah tangan ibu kita, maka seenak apapun makanan yang ada
diluar sana, tiada yang paling lezat kecuali masakan ibu kita, karena semua dimasak
dengan keringat ketulusan dan keikhlasan cinta.
Pikiranku
kembali teringat ketika berbuka, disaat semua keluarga berkumpul saling
berebutan makanan hingga piring bak gunung lengkap seisinya. Hehehe. Padahal
ketika sudah makan, beberapa tak terlewatkan di tenggorokan, itulah yang disebut
lapar mata, melihat masakan yang penuh warna, seakan semua ingin disantap masuk
ke dalam pencernaan, tapi sayang disaat haus bukan kepalang, nasi cukup sedikit
permisi di tenggorokan. Heheh ada-ada saja kelucuan dikala memori itu berputar
kembali.
Ketika
subuh, ibu dengan semangat bangun duluan, mengusir rasa kantuk meski lelah
masih berselimut di tubuh. Biarlah Allah yang akan menjadi saksi suatu hari
nanti, agar ibu bisa bertemu dengan orang-orang yang dicintai. Setiap tetesan
keringat yang mengalir menjadi dzikir dan do’a semoga keluarga bisa beribadah
dengan penuh khusyuk dan kebahagiaan. Ibu berharap agar anak-anaknya tidak ada
yang lelah dan sanggup menunaikan perintah Allah, maka ibu pun memasak dengan keringat
ketulusan dan keikhlasan cinta. Itulah setiap do’a di dalam hati seorang ibu,
tak ada yang ia harapkan kecuali mengharapkan ridhonya menjadi seorang ibu yang
terbaik bagi anak-anaknya dan menjadi seorang istri yang hebat bagi sang suami.
Maka
disaat subuh, Sirine bunyi dari mesjid dan surau menjadi tanda bahwa
pertarungan akan dimulai. Pertarungan dari hawa nafsu, perkataan yang tidak
berguna, menggosip, curang, dan sebagainya menjadi tantangan sepanjang hari. Maka
benarlah bahwa ramadhan sebaik-baiknya bulan, disaat semua orang menjadi
terjaga dari berbuat dosa. Lantunan ayat suci Al-Qur’an pun menggema di mesjid
dan surau. Hal yang terindah dipagi hari adalah disaat habis subuh membacakan
ayat Al-Qur’an dan kemudian duduk di teras sambil mendengar ayat-ayat Allah
dibaca oleh para Qori-qori di mesjid. Duh alangkah nikmatnya bulan itu, hati kan
selalu menjadi tenang, merasa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya, merasa
masalah keciiiil dibanding Allah yang maha besar.
Karena
iman terkadang naik turun, maka disaat itu kehangatan ibadah menjadi meningkat
luar biasa. Maka pantaslah ketika habis ramadhan, Allah menutup lembaran lama
dan menghapus semua tinta-tinta hitam yang tertulis pada buku kehidupan. Oleh
karena itu Semoga Ramadhan ini dapat kita rasakan lebih haru dan lebih khusyuk.
Memohon kepada Allah, karena mungkin saja dosa yang selama ini menyelimuti
hingga membuat do’a-doa kita belum diijabah oleh Allah. Maka Nikmat tuhan
(Allah) yang mana lagi kita dustakan?? Ya Allah ampunilah dosa-dosa kami,
kelalaian kami, mungkin saja kami menduakanmu, maka ampunilah kami ya Allah. Tentunya
kami tahu tidak mampu beribadah seperti para kekasih-kekasih mu, sedangkan dosa
kami terlalulah banyak dibanding pahala yang kami miliki, tapi alangkah baiknya
kami pun sadar dan segera memperbaikinya. Maka disaat kami telah berada di
jalanMu, maka jagalah kami agar selalu berada di jalanMu, bimbinglah kami,
karena kami tahu hati mudah terbolak-balik, dan engkaulah yang mampu
membolak-balikkan hati, maka sekali lagi ya Allah tuntunlah kami agar suatu
saat nanti kami menjumpaimu dengan wajah berseri-seri. Aamiin ya Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar